Search

Tuesday, April 7, 2009

Jika Perokok Dan Bukan Perokok Bertemu Dan Berbincang - Bincang

Anti Rokok berkata:

1. Angka belanja rokok orang Indonesia setiap tahun tidak kurang dari 150 trilliun Rupiah. Uang sebanyak itu, kalau semuanya adalah pecahan 50 ribu-an yang disambung-sambung, maka akan sama dengan membuat untaian sepanjang jarak bumi - bulan 7 kali bolak-balik. Atau kalau dibelikan tusuk gigi dan kemudian dirangkai dan dilem bisa menghasilkan maket 7 keajaiban dunia dengan skala 1:20 sebanyak 300 buah. Atau bisa dibelikan sedan Mercedes terbaru sebanyak 300.000 unit.

2. 80% perokok di Indonesia adalah orang-orang miskin yang mungkin bosan hidup dalam kemiskinan, sehingga memilih merokok untuk mempercepat kematian. Yang 15% adalah kalangan menengah yang stress dengan tanggung jawab di pekerjaannya. Dan 5% perokok disini adalah orang kaya yang kebingungan menghabiskan uangnya.

3. Hebatnya lagi, ’orang-orang miskin’ itu, membelanjakan uangnya untuk membeli produk yang membuat 5 atau 6 orang menjadi bagian dari 10 orang terkaya di Indonesia. Dan 'orang-orang kaya' itu menjadi figur perokok yang dicontoh siapa saja.

4. Peringatan tentang bahaya merokok yang sudah tercantum disetiap kemasan ternyata tidak berpengaruh banyak. Perokok 'miskin' kebanyakan tidak bisa baca dan tulis. Perokok 'menengah' ternyata terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat membaca peringatan tersebut. Dan sisanya yang perokok 'kaya' tidak peduli sebab biaya berobat mereka sudah terjamin 17 turunan.

Pendukung Rokok berkata:

1. Masa bodoh, lagian gue beli pake uang sendiri dari keringet sendiri. Masih mending nilai segitu sebagian buat makan puluhan ribu pegawai pabrik rokok, masih dipake bayar pajek yang bikin ente hidup rada nyaman disini. Daripada koruptor yang uangnya dipake buat makan keluarganya yang cuma segelintir.

2. Ngitung dari mana?. Asal nulis nih. Apa dasarnya milih rokok buat mempercepat kematian. Kalo mau cepet mati ya loncat saja dari monas atau panjat tiang listrik trus pegang kabelnya pas hujan.

3. Pake logika dong. Dimana ada orang miskin pasti ada orang kaya. Masa mau kaya semua atau mau miskin semua.

4. Waah semakin ngawuur. Rokok bukan penyebab utama kematian dan bukan penyebab utama penyakit. Mau bukti? Lihat tuh di desa-desa, rata-rata penduduk usia lanjut disana rajin merokok dan sehat. Atau mau bukti lainnya? Tuh engkong gue sudah umur 70 tahun masih hidup, trus rokoknya 5 pak sehari. Sudah gitu dia masih segar bugar dan perkasa. Lusa malah dia mau kimpoi lagi.

Kesimpulannya : Bisa dilihat jawaban yang pintar dengan jawaban yang bodoh dan emosional

For Intermezzo!






Comments :

2 komentar to “Jika Perokok Dan Bukan Perokok Bertemu Dan Berbincang - Bincang”

Galang PW said...
on 

wah.. mantep mas blognya. aku sebelum sekarang perokok berat, terus mau berhenti gara2 takut mati :-), disamping itu aku rada malu merusak diri sendiri. Terus kenapa masi ngerokok... karena sampean tahu kan kalo org lagi susah biasanya nyari kegiatan ato sesuatu yg bisa ngurangi kesusahan. Nah itu dia.. sebagian org milih ngerokok. Jadinya, ngerokok itu seperti rekreasi. Yah begitulah mas, kalo udah ngerokok = rekreasi, susah gak susah ya ngerokok. Tapi saranku, lebih baik ganti kebiasaan rekreasi pake ngerokok dengan kegiatan yg lebih gak ngerusak diri.

Unknown said...
on 

Wah naiz gan ! (thx for cendolnya). udah lepas dari rokok yah. hmm... emang sh sebagian blng rokok itu sebagai rekreasi yang anda blng. (klo soal lbh pastinya saia g tau, soalnya saia g perna mrokok).

tp kebanyaan temen sih lebih nyari kepuasaan tersendirinya.

yah gara" rokok emang smua bisa hancur. tp ini uda bawaan dr alamiah kebudayaan setempat. hwhwhw.

nice saran, =)

Post a Comment

Followers

 

Copyright © 2009 by Radi†z LawLiet

Template by Radi†z LawLiet