Ternyata yang bisa hidup di dua alam itu bukan sekedar binatang sebangsa katak saja. Seiring perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, sekarang manusia pun bisa hidup di dua dunia. Hanya bedanya, kalau katak bisa hidup di air dan di darat, sementara manusia hidup di dunia nyata dan dunia maya.
Dunia nyata tentunya kita semua sudah paham, yakni hidup dan berinteraksi "face to face' dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan dunia maya atau istilahnya "virtual society" adalah kehidupan di dunia ‘lain', yang secara kasat mata tidak saling bersentuhan, namun interaksinya melalui media, semisal handphone dan internet.
Khusus dunia maya, masih banyak orang menganggapnya sebagai fatamorgana atau tipuan semata. Terlebih dengan banyaknya kasus kriminal yang bermula dari ‘pergaulan' di dunia maya, dan terekspose media. Bahkan ada juga sebagaian masyarakat yang justru menganggap konyol, kejadian-kejadian di cyber world.
Namun, anggapan tersebut agaknya tak sepenuhnya benar. Setidaknya, ada 2 teman saya yang mempunyai ‘kisah lain' dari teman cyber-nya. Uniknya, keduanya kehilangan seseorang yang telah menjadi bagian ‘kehidupan baru'nya karena kehendak Tuhan (dalam arti meninggal dunia).
Teman pertama mengaku mempunyai seorang teman dekat pria yang ia kenal lewat handphone. awalnya mungkin hanya iseng, tapi akhirnya mereka menjadi sangat akrab, meskipun belum pernah kopi darat karena terkendala jarak dan kesibukan masing-masing. Intensitas komunikasi, baik melalui telepon atau pun sms yang membuat mereka cepat beradaptasi satu sama lain.
Sayangnya, karena sebuah kecelakaan si teman pria tersebut meninggal dunia. Yang mengesankan dari cerita ini adalah dalam keadaan kritis, atau bisa dikatakan setengah tidak sadar di pria itu memanggil-manggil nama teman saya. Bahkan sebelum ajal menjemput, dia sempat ‘berpamitan'. Setelah itu, si almarhum juga sempat berpesan pada keluarganya, agar saat dirinya sudah meninggal, nama teman saya diabadikan di kamar almarhum. Karena itu wasiat, maka pihak keluarga almarhum pun menghubungi teman saya dan meminta izin terlebih dahulu. Keluarga almarhum sendiri tidak habis pikir, bagaimana bisa orang yang bukan ‘siapa-siapa' dan malah belum pernah ketemu bisa begitu berarti bagi almarhum. Melebihi kecintaannya terhadap keluarganya sendiri. Masya Allah ...
Cerita kedua, datang dari seorang teman di Tanah Jazirah Arab. Teman yang kebetulan saya kenal melalui chat room baru-baru ini. Dia berbagi kisah sedihnya kepada saya, tentang nasib naas yang menimpa kekasihnya di Indonesia.
Awal pertemuan mereka terjadi di Arab Saudi. Ketika itu si perempuan asal Jakarta sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci. Setelah itu, mereka melakukan hubungan jarak jauh, lagi-lagi melalui telepon dan sms.
Saking cintanya teman saya terhadap si perempuan yang konon juga pemilik 2 buah PJTKI di Jakarta itu, dia tidak percaya ketika mendengar kabar bahwa kekasihnya telah berpulang ke Rahmatullah. Dia begitu shock hingga ‘menyiksa' dirinya sendiri, kerena tidak bisa menerima kenyataan.
Saya merasa prihatin dengan kondisinya. Kemudian, saya menawarkan bantuan padanya, untuk mencoba mencarikan kebenaran dari kabar duka tersebut. Dengan berbekal beberapa nomor HP yang dia berikan, saya mencoba menghubungi satu per satu. Akhirnya saya berhasil mengorek informasi dari seorang ibu guru yang kebetulan juga mengenal almarhumah. Dari ibu guru itu saya mendapatkan kepastian bahwa si perempuan kekasih teman saya itu memang sudah meninggal dunia sejak bulan Desember 2008 .
Dari dua kisah nyata tersebut, setidaknya sekarang kita bisa percaya bahwa dunia maya tidak lagi sekedar fatamorgana atau pun kekonyolan semata. Tetapi lebih dari itu, virtual society sudah menjadi bagian atau sisi lain dari kehidupan manusia sekarang. Saya yakin ada sebagaian dari wikimuer yang juga mempunyai penggalan kisah nyata di dunia maya, yang tak kalah menariknya dari kisah yang dialami teman saya.
Sumber : Wikimu
Comments :
0 komentar to “Sebuah Hubungan Antara Kisah Nyata dari Dunia Maya”
Post a Comment